Tuesday, July 31, 2012

CAMPING (part1)


Camping!!! Ya, kegiatan yang baru kita lakukan bersama sama ini cukup menyenangkan dan ini jadi pengalaman pertama kita. Dimana kita melakukan camping di pantai dengan peralatan layaknya acara di televisi seperti “Jejak Petualang” atau “Si Bolang”, hehehe..


Tujuan camping kita kali ini adalah Pantai Bajul Mati, pantai yang letaknya berada di Malang Selatan, entah kenapa di namai Bajul Mati tapi kesimpulan awal kalo dulu di pantai ini di temukan buaya mati berserakan di pinggir pantai karena di bantai oleh kawanan Dinosaurus.


Awal persiapan kami alias rapat kecil jelang keberangkatan kita di lakukan di salah satu tempat nongkrong baru di Kota malang, kita sebut tempat itu dengan nama “Kesempatan”. Obrolan ini lebih menitik beratkan pada barang bawaan keseluruhan baik personal maupun kelompok. Banyak masukan tapi banyak pula candaan dan tidak bisa di pungkiri inilah kami yang tingkat keseriusan masih dalam tahap perkembangan dalam diskusi macam ini, hehehe…


Hari-H


Persiapan dimulai dari sewa tenda + matras, beli gas, beli botol minuman dan  beli mie siap saji. Pasukan berani narsis yang bakal melakukan tugas suci untuk mengambil view berfoto di Pantai Bajul Mati ini adalah Agung, Brili, Bram, Bleki, Bower, Ape, Jarwo, Yorest, Mbah dan Jenggot.


Perjalanan yang kita lakukan ini khusus buat Jenggot dan Mbah bisa di katakan sangat berat, karena kendaraan yang mereka gunakan tak bisa lari kenceng seperti saat Rossi menggeber tunggangannya Ducati. Kesian banget sih emang *puk puk*


Ditengah perjalanan kita sempat berpikir bahwa perjalanan kita lanjutkan ke Pulau Sempu dan membatalkan ke Pantai Bajul Mati, tapi Brili disini menolak ide tersebut, pasalnya dia tak membawa perlengkapan yang pas. Bayangkan aja dia hanya bawa tas kecil, sandal dan celana pendek. Kalo kata Ape,”awakmu gak koyok arek camping”. Akhirnya keputusan tujuan kita tetap ke Pantai Bajul Mati demui kemaslahatan umat.


Sesampainya di sana hari udah petang dan kita langsung membangun tenda sembari mencuri curi gaya biar dapat hasil yang bagus saat di foto,di sini ada 3 tenda yang kita bangun. Setelah tenda terpasang, masing masing dari kami ambil tugas ada yang siapin tempat Api Unggun, siapin tempat memasak dan mencari kayu bakar.


Sinar matahari makin redup dan api unggun pun mulai menyala dengan di iringi nyanyian “api unggun kita sudah menyala” dari salah satu dari kami yaitu Mbah. Maklum menurut kabar dia adalah eks Dewan Penggalang Gugus Depan Hamid Rusdi SMP 5 Malang. Di sisi lain, tampak kompor sudah dinyalakann, hal yang pertama di buat adalah minuman kopi lalu di lanjut dengan membuat Mie. Dalam proses membuat mie ini yang menarik, dimana setiap bungkusan mie pasti tercampur dengan pasir pantai, apalagi saat jatah makan itu untuk Bower, bungkusan mie itu entah sengaja ato tanpa sengaja menumpahkan beberapa ons butiran pasir, tapi alhamdulilah kita tak ada yang terkena penyakit diare.


Malam semakin menunjukkan gelapnya, bulan yang awalnya tak tampak akhirnya mulai memunculkan wajah dan cahayanya senatiasa menyinari gelapnya malam itu. Terkadang angin pantai buat tubuh ini kedinginan dan kutu pasir mulai nakal dengan menggigit kulit kulit indah kita, suasana yang pas ini akhirnya buat kita untuk lakukan curhatan massal dan posisi duduk yang pas di tempati Bower dimana di tempat itu terdapat tanda tanda kehidupan sinyal BBM!! Dan dengan akurnya duduk berdampingan Brilli yang sama sama mencari sinyal tapi beda kepentingan. Kalo Bower menyemai tapi kalo Brilli masih berusaha membajak, hehehe..


Masing masing dari kita berbicara, kadang curhatan itu timbulkan tawa, kesedihan dan beberapa pesan yang pastinya untuk kebaikan kita. Suka sih momen seperti, dimana setiap dari kita berbicara dengan tanpa beban. Menyampaikan unek unek yang ada di antara kita ini


Malam semakin larut dan satu persatu dari kita mulai memasuki tenda masing, Bower dan Agung ada di satu tenda, Tunggul, Ape dan Mbah satu tenda, Bram dan Jenggot satu tenda. Ada yang memilih pergi ke pinggir pantai sambil menikmati deburan ombak dan sebatang rokok sebagai teman berbicara pada alam, ada juga yang memilih menyalakan kompor dan memasak mie goreng, maklum malam hari yang dingin terkadang mambawa kita ke kelaparan dan ada yang berbaring di luar tenda dengan alas berupa matras yang terbakar sebagian karena ulah seseorang darei kami meninggalkan matras itu tanpa adanya pemberat, alhasil matras terbawa angin yang secara kebetulan mendarat di Api Unggun.


Matahari sudah menunjukkan sinarnya, menyapu kegelapan malam dan mulai membangunkan beberapa dari kita yang terlelap tidur. Setelah beberapa mata sudah mulai membuka, satu persatu dari kita mulai menghampiri tempat masak, sama sama membuat makan pagi yang menu kali ini lebih wah. Spagetti, Macaroni dan Kornet siap mengisi perut kita pagi itu. Tapi bukan namanya Bower kalo tak melakukan ulah, kejadian makan malam kembali terulang, butiran butiran pasir kemabali menyatu dengan masakan yang kita buat.


Lumayan kenyang kita lanjut dengan pengambilan foto dengan latar belakang Pantai, ya dasar anak anak narsis jadi semua dari kita menunjukkan gaya terbaik untuk di foto dan gaya palin maksimal bakal di jadiin avatar Twitter maupun Display Picture untuk smartphone mereka.


Hari sudah semakin siang, tenda sudah di bungkus rapid an kita sudah bersiap cabut dari Pantai Banjul Mati dan lanjutkan perjalanan lagi. (continue)